Jadilah Kaya; Pesan Luqman al-Hakim untuk Kita Semua
Table of Contents
Dalam sebuah agenda sowan Yai Hannan (KH. Abdul Hannan Ma'shum), kami mendapatkan kesempatan untuk mendengar nasehat Beliau, yang dibuka dengan sebuah text yang terdapat dalam kitab Ihya' Ulumuddin.
Text yang Beliau sebutkan merupakan pesan dari Luqman al-Hakim kepada anaknya.
قالَ لُقمانُ الحَكيمُ لاِبنِهِ : يا بُنَيَّ ، اِستَغنِ بِالكَسبِ الحَلالِ عَنِ الفَقرِ، فَإِنَّهُ مَا افتَقَرَ أحَدٌ قَطُّ إلاّ أصابَهُ ثَلاثُ خِصالٍ: رِقَّةٌ في دينِهِ، وضَعفٌ في عَقلِهِ ، وذَهابُ مُروءَتِهِ ، وأعظَمُ مِن هذِهِ الثَّلاثِ : اِستِخفافُ النّاسِ بِهِ
"Luqman al-Hakim berkata kepada anaknya; Wahai Anakku! cukupilah diri pekerjaan yang halal agar tidak fakir. Sesungguhnya kemiskinan seseorang menjadikan ia (berpotensi) mengalami tiga persoalan: 1) tipis agamanya; 2) akal yang lemah; 3) hilangnya harga diri. Dan yang paling parah dari tiga hal tersebut adalah: diremehkan orang lain."
Setelah membacakan text tersebut, Yai Hanan, di depan para tamu yang sowan, menerangkan bahwa Orang Islam harus berusaha untuk menjadi orang kaya. Sebagaimana pesan Luqman al-Hakim kepada anaknya, kemiskinan akan berdampak buruk dalam beberapa hal diantaranya:
- Tipis Agamanya
- Lemahnya Daya Fikir
- Hilangnya Harga Diri
- Diremehkan Orang Lain
(salinan kitab ihya yang memuat pesan Luqman al-Hakim) |
Lebih Jauh, Yai Hannan mengatakan bahwa, Umat Islam, harus berusaha untuk kaya agar terhindar dari bahaya kemiskinan di atas; terutama bagi para pemimpinn. Seorang Pemimpin (panutan) yang kaya dan mapan akan mempunyai wibawa tersendiri di depan Masyarakat.
Beliau mencontohkan, seorang Ketua Panitia pembangunan mushola yang kaya, akan lebih efisien dalam menyelesaikan pembangunan mushola tersebut; misalkan dengan menanggung sebagian biaya dengan dana pribadinya.
Jika ketua panitia tersebut miskin, kadang masyarakat bahkan berburuk sangka dengan menuduhnya mengambil uang pembangunan untuk kepentingan pribadi. Hal itu tentu berbeda jika kita sudah berkecukupan dan menyumbang sebagian besar anggaran untuk pembangunan.
Umumnya, sekali lagi, umumnya, orang lain akan lebih menghormati, lebih mendengarkan mereka yang datang dengan Mobil Mewah, dibanding mereka yang datang dengan Sepeda yang dipakai ke sawah.
Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan cenderung lebih mudah untuk menerima sogokan atau dipermainkan oleh mereka yang berharta. Itulah bahaya kemiskinan yang pertama, "tipis agamanya" (lemah keyakinannya).
Banyak hal mendalam yang beliau terangkan dalam kesempatan singkat tersebut. Dan, kami menjadi semangat untuk terus berusaha menjadi kaya. Seorang Pemimpin yang sudah kaya dan mapan tentu saja akan relatif lebih bisa fokus dalam memimpin dibanding mereka yang terlalu dibebani dengan kesulitan ekonomi.
Mereka yang kekurangan, akan lebih sibuk memikirkan kehidupan pribadi dan keluarganya. Sibuk bekerja, dan cukup letih untuk belajar dan menerima keilmuan. Itu bahaya kemiskinan yang kedua, "Lemah daya Fikirnya" (karena mungkin terlalu fokus untuk memikirkan keuangan dan mencukupi kebutuhan keluarga)
Dengan kemapanan di perekonomian, seorang pemimpin, seharusnya juga bisa melakukan suport keuangan kelompok yang dipimpinnya. Kemapanan seorang pemimpin juga diharapkan mampu memperkecil peluang kecurangan (korupsi) pada keuangan.
Jika seseorang sudah sangat membutuhkan harta, maka bahaya kemiskinan yang ketiga akan datang menyapa. "Hilangnya Muruah atau Harga Diri". Ia akan lebih mudah dipengaruhi atau dibeli.
Yai Hannan pendiri Pondok Fathul Ulum Kwagean Kediri ini, dalam kesempatan yang lebih personal, juga menambahkan bahwa Pondok Fathul Ulum juga mempunyai BUMP (Badan Usaha Milik Pesantren) yang menunjang keuangan pesantren sekaligus memberikan pembelajaran kemandirin ekonomi bagi para santri. Diantara unit usaha tersebut adalah koperasi pondok, percetakan hingga usaha Potong Rambut.
![]() |
Salah satu unit usaha Pondok Kwagean |
Pondok Fathul Ulum atau yang lebih dikenal dengan Pondok Kwagean merupakan salah satu pondok pesantren besar di Kediri. Beliau merintisnya dari awal dan sekarang telah mempunyai ribuan santri dengan beberapa Gedung Pesantren dan Madrasah yang berdiri Megah.
Dari ketiga bahaya kemiskinan yang telah disebutkan, yang paling berbahaya adalah menjadi diremehkan. Jika sudah diremehkan dan tidak punya bargaining power, lalu bagaimana suara kita akan didengar, bagaimana nasihat kita akan dipatuhi, atau bagaimana kita akan mampu mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita anjurkan.
Kyai Abdul Hannan bagi kami sangat luar biasa. Dengan segala kelebihan yang diberikan pada Beliau,, namun, tetap tampil sederhana dan sangat sopan dalam menyambut tamunya. Pada kami yang masih sangat muda, Beliau tetap menggunakan Krama Inggil dan menjamu para tamu dengan baik serta senyum yang ramah.
Tampaknya tamu pada malam hari itu sangatlah banyak. Kami melihat ada rombongan tamu dengan menggunakan Bis Mini dari wilayah Jawa Barat. Ada juga yang datang dengan menggunakan Elf dan beberapa tampak datang secara personal. Semua diterima Yai Hannan dengan sambutan hangat yang menyejukkan.
Tak lupa, kami juga meminta doa agar dimudahkan dalam hal rizki. Disamping doa, alhamdulillah Beliau berkenan memberikan kami Ijazah wirid untuk menjadi kaya. 😁
Beliau mengatakan bahwa wirid itu sudah Beliau amalkan secara Istiqomah selama 40 tahun.
Eits, wiridnya ga bisa dong dibagi disini, silakan sowan ke Kwagean untuk mendapatkannya. ha ha ha
Bertolak dari semua hal yang mampu kami cerna malam itu, maka dapat disimpulkan bahwa Islam mengajarkan kita untuk Menjadi Kaya, tapi Janganlah Menjadi Budak Harta.
Kaya namun Tetap Bersahaja
***
Kwagean, Ahad 22 Mei 2022
(Irphan Aja)
(Irphan Aja)
****************************