Konsep Rizki dalam al-Quran (Part D)
Rezeki sebagai pengertian kesyukuran, seperti yang disebutkan di dalam surah al-Wâqi’ah [56] ayat 82:
ÙˆَتَجْعَÙ„ُونَ رِزْÙ‚َÙƒُÙ…ْ Ø£َÙ†َّÙƒُÙ…ْ تُÙƒَذِّبُونَ
“ kamu (mengganti) rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah) ”
Ibnu Katsir mengutip dua riwayat untuk menunjukkan makna kata “ rizq” pada ayat tersebut, yakni yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan Ali bin Abi Thalib bahwa kata “rizqakum” pada ayat tersebut berarti “syukrakum” (kesyukuran kalian).
Bahkan sebagian besar mufasir terpengaruh oleh riwayat tersebut, sehingga mereka menafsirkan kata "rizqakum” adalah “syukrakum” (kesyukuranmu).
Berbeda dengan al-Baghawî, yang menafsirkan kata “rizqakum” adalah al-hazhzhu” (keberuntungan) dan “nashîb” (bagian)mu dari Alquran, sehingga apabila dipahami pengertian ayat tersebut secara utuh adalah “kalian mengganti rizq yang Allah berikan sebagai keberuntungan dan nasib kalian dari Alquran dengan pendustaan (sikap mendustakan).”
Kedua pengertian / penafsiran yang dibangun di atas tidaklah bertentangan, apalagi bila dikaitkan dengan ayat sebelumnya (56: 77-81) yang berbicara tentang kemuliaan Alquran, dan sikap peremehan orang-orang kafir terhadapnya. Kesyukuran itu tak lain karena Alquran. Maksudnya Alquran yang turun dengan membawa kebenaran sebagai petunjuk semestinya menjadi sesuatu yang harus disyukuri tapi justru didustakan.
Oleh sebab itu ketika Sayyid Quthb menafsikan ayat 81-87, mengatakan: Apakah yang membuatmu ragu-ragu terhadap Alquran ini, tentang apa yang dibicarakan perihal akhirat bagi kalian; kalian mendustakan Alquran dan apa yang dikisahkan akhirat untuk kalian, serta apa yang ditentukan olehnya tentang (mengganti (kamu ))
ÙˆَتَجْعَÙ„ُونَ رِزْÙ‚َÙƒُÙ…ْ Ø£َÙ†َّÙƒُÙ…ْ تُÙƒَذِّبُونَ
kalian buat akidah perkara rezki (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah), maka mengapakah pendustaan adalah rezeki kalian, yang kalian wujudkan dalam hidup kalian dan kalian investasikan untuk negeri akhirat kalian? Alangkah jeleknya pendustaan terhadap rizq itu! Maka apakah yang akan kalian lakukan bila nyawa sampai di kerongkongan, kalian berhenti di jalan perpisahan yang misteri ini ?
Melalui uraiannya dalam kata “rizq” tersebut, ia hendak mengatakan bahwa sikap pendustaan mereka terhadap kebenaran Alquran adalah kesyukuran mereka. Dan ungkapan Alquran tersebut sebenarnya sebagai sindiran dan ejekan terhadap sikap mereka.
(Konsep Rizki dan Implikasi Teologis dalam Pandangan al-Quran, Lukman Nul Hakim)
Post a Comment