Aksesories Laptop n Komputer

Mengupas Kesalahan Penggunaan Kata Silaturahim

Table of Contents
kesalahan penulisan silaturahmi, pengertian silaturahim, keutamaan silaturahim


Momen Syawal digunakan dengan baik oleh Jajaran Ansor dan Fatayat NU Panjunan, untuk melaksanakan Kajian Fiqh Dialogis yang bertemakan "Silaturahim". Dalam Kajian yang dipandu oleh Kyai Abdul Hadi ini, diungkapkan beberapa hal terkait dengan silaturahim yang akan kita alih bahasakan dalam artikel berikut.

Kajian ini disiarkan langsung dan bisa kita simak ulang dalam kanal youtube santri media. Bagi yang suka melihat dan mendengar langsung, silakan langsung klik linknya, Untuk sahabat - sahabat yang lebih suka membaca, boleh lah dilanjut membaca artikel berikut.

Silaturahim VS Silaturahmi

Kata silaturohim berasal dari Bahasa Arab. Terdiri dari 2 kata, yaitu Silatun (shilah) dan Rahimun. Kata shilah mempunyai arti menyambung, sedangkan rahim mempunyai arti kerabat. Silaturahim berarti menyambung tali kekerabatan.
Kerabat disini punya tidak hanya kerabat yang berstatus Mahrom, namun juga kerabat lain yang tidak mahrom; seperti keluarga yang masih 1 buyut, dan lain sebagainya.

Rahim juga mempunyai arti kandungan, yang memang kerabat itu bisa berasal dari jalur nasab (terlahir dari rahim yang sama). Jika kita mengucapkan silaturahim, bukan kemudian berarti menyambung rahim, tapi mempunyai makna menyambung hubungan kekerabatan.

Lalu, bagaimana dengan silaturahmi?
Silaturahmi sudah menjadi bentuk baku dalam Bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Arab "silaturahim" (bisa di cek ulang di KBBI). 
Seperti telah kita ketahui bersama, bahwa banyak Bahasa Daerah maupun bahasa Asing yang diserap ke dalam Bahasa Indonesia dan kemudian dibakukan.

Contoh:
Dari Bahasa Jawa misalnya: prihatin, ngomong, angkat, goreng, dan lain sebagainya.
Dari Bahasa Inggris misalnya: bisnis, pluralisasi, aksi, sentral dan lain sebagainya.
Dari Bahasa Arab juga tak kalah banyaknya, misalnya : derajat, hukum, musyawarah, mufakat dan lain sebagainya.

Sebagaimana kata-kata serapan yang lain, silaturahmi tetap mempunyai makna silaturahmi dan tidak perlu dipermasalahkan, baik dari segi penulisannya maupun arti katanya. Seperti kata derajat yang sama maknanya dengan darajat, maka silaturahmi pun sama dengan silaturahim dari sisi makna.

Jika menggunakan kata silaturahim maka kita sedang menggunakan bentuk bahasa Arab (yang harus diketik miring dalam aturan transliterasi penulisan formal), dan jika kita menggunakan silarutahmi berarti kita sedang menggunakan kata baku dalam bahasa Indonesia.

Tentang penulisan sudah clear ya? ☺☺
Bagaimana jika kita mengulas sedikit tentang "kesalahkaprahan" penggunakan kata silaturahim (silaturahim)? 

Sudah umum jika silaturahim digunakan dalam arti yang terlalu luas.
Misalkan dalam kalimat berikut:
"Mari kita silaturahim ke rumah teman"
atau dalam sebuah tajuk acara "Silaturahim alumni SMA 1 angkatan 2005"

Jika kita merujuk pada makna silaturahim di awal artikel ini, maka kita mengetahui bahwa silaturahim seharusnya hanya ditujukan kepada orang-orang yang masih mempunyai hubungan kerabat dengan kita.

 

Misalnya, berkunjung ke rumah saudara, itu masuk dalam kategori silaturahim.
Jika berkunjung ke rumah teman maka tidak termasuk ke dalam silaturahim dan seharusnya tidak pula mendapatkan pahala silaturahim.

Eits, sabar bos! langsung bergejolak aja. Hi hi hi
Saya tidak sedang mengatakan bahwa menjalin hubungan baik dengan teman adalah hal yang tidak berpahala lho ya! ☺

Walaupun pahala itu termasuk anugerah Tuhan, dan saya pribadi ga' berani ikut campur, tetapi benar bahwa berkunjung ke rumah teman tidak termasuk dalam catatan pahala silaturahim.

Tenang, tetap dapat pahala kok! Pahala apa? Pahala menjalin Ukhuwah Islamiyah, menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. 

Pahalanya banyak mana? ha ha ha
Ga perlu dibahas lah, pasrahkan aja ama Pencatat Amal Kebaikan, ga perlu nambahi kerjaan, terima bersih aja he he he

Bentuk - Bentuk Silaturahim

Lanjut ya,
Silaturahim tidak hanya tentang kunjungan (walaupun, sisi ini lebih umum digunakan). Imam Nawawi, dalam Syarah Muslim, mengatakan:

وَأَمَّا صِلَةُ الرَّحِمِ فَهِيَ الْإِحْسَانُ إِلَى الْأَقَارِبِ عَلَى حَسَبِ حَالِ الْوَاصِلِ وَالْمَوْصُولِ فَتَارَةً تَكُونُ بِالْمَالِ وَتَارَةً بِالْخِدْمَةِ وَتَارَةً بِالزِّيَارَةِ وَالسَّلَامِ وَغَيْرِ ذَلِكَ

Artinya: "Adapun silaturahim, ia adalah berbuat baik kepada kerabat sesuai dengan keadaan orang yang hendak menghubungkan dan keadaan orang yang hendak dihubungkan. Terkadang berupa kebaikan dalam hal bentuk harta, terkadang dengan memberi bantuan tenaga (pelayanan), terkadang dengan mengunjunginya, dengan memberi salam, dan dengan cara lainnya

Dalam keterangan di atas, definisi dari silaturahim adalah perbuatan baik kepada keluarga (kerabat)

Jadi, bisa kita tarik beberapa hal yang termasuk dalam kategori silaturahim, antara lain:

1. Kebaikan dalam bentuk Harta
Misalkan dengan memberikan uang saku kepada saudara kita yang masih sekolah, maka kebaikan tersebut dikategorikan sebagai silaturahim

2. Kebaikan dalam bentuk Pelayanan
Misalkan, keluarga kita ada yang ingin berobat, dan kita mengantarkannya berobat, maka pelayanan itu termasuk dalam kategori silaturahim

3. Kebaikan dalam bentuk Kunjungan
Nah ini yang dalam pelaksanaanya, kita gunakan kata silaturahim. Misalkan mengunjungi saudara yang berdomisili di luar kota saat lebaran, maka, kunjungan itu termasuk dalam kategori ke-3 ini.

4. Kebaikan dalam bentuk Ucapan Salam
Bentuk ke-4 ini bisa juga dalam bentuk ucapan salam saat bertemu langsung. Bisa juga dengan menitip salam ataupun saling bertegur sapan memalui sarana telepon atau daring. Semua ini juga termasuk ke dalam kategori silaturahim.

Sekali lagi, silaturahim tidak hanya tentang mengunjungi keluarga saat momen Idul Fitri saja, namun cakupannya luas, yang intinya adalah berbuat baik kepada kerabat (saudara); apapun bentuk kebaikan itu.

Imam al-Munawi berkata bahwa silaturahim adalah ikut andilnya kita bersama kerabat untuk berbuat kebaikan. 

Pendapat senada dikemukakan oleh Muhyiddin Ibn Al-Atsir Al-Jazari
وهي كناية عن الإحسان إلى الأقربين من ذوي النسب، والأصهار، والتعطف عليهم، والرفق بهم، والرعاية لأحوالهم، وكذلك إن بَعُدُوا أو أساءوا, وقطعُ الرحم ضِدُّ ذلك كله

Artinya: "Silaturahim adalah istilah untuk perbuatan baik kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab atau kerabat karena hubungan pernikahan, serta berlemah-lembut, kasih sayang kepada mereka, memperhatikan keadaan mereka. Demikian juga andai mereka menjauhkan diri atau suka mengganggu. Dan memutus silaturahim adalah kebalikan dari hal itu semua"

Akhir Kata

Sekali lagi perlu kita evaluasi bersama, bahwa
  • Silaturahmi dan silaturahim adalah hal yang sama dan tidak perlu diperdebatkan penulisannya.
  • Silaturahim adalah bentuk perbuatan baik kepada kerabat, yang bisa dari sisi harta, sikap dan tindakan, kunjungan serta ucapan salam dan lain sebagainya.
  • Kunjungan atau perbuatan baik kepada teman atau orang lain, bukan termasuk silaturahim tapi termasuk kategori menjalin ukhuwah (menjalin hubungan baik dengan sesama manusia)
Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan membawa kebaikan untuk kita semua.
Silakan tulis masukan, kritikan dan pertanyaan atau yang lainnya di kolom komentar.

Terima Kasih sudah Berkunjung

------ (Irvan M. Hussein) -----------



Post a Comment

Jasa Desain Website Proffessional