Radikalisme Beragama = Neo Khawarij ?
Islam Rahmatan lil-Alamin
Islam seharusnya membawa kedamaian, ketentraman dan kesejukan untuk seluruh alam (Rahmatan lil Alamin).Mayoritas yang direkrut adalah mereka yang pemahaman agamanya kurang namun semangat keagamaannya tinggi.
Kepatuhan terhadap pemimpin adalah absolut tanpa reserve. Apa yang diperintahkan pemimpin harus dilaksanakan demi tegaknya Islam dan hancurnya kemaksiatan dan kebatilan di muka bumi.
Kilasan Sejarah Kaum Radikal
Dalam konteks sejarah, kaum radikalis muslim ini lahir dari kontestasi politik antara kelompok Sayyidna Ali bin Abi Thalib dan kelompok Sahabat Mu’awiyah yang secara tidak langsung, membidani lahirnya kaum Khawarij.Menurut Harun Nasution, khawarij memahami ajaran dalam al-Qur’an dan hadis secara tekstual dan harus dilaksanakan sepenuhnya. Iman dan paham mereka sederhana, fanatik dan sempit akalnya. Salah satu ajarannya adalah pemimpin yang menyimpang dari ajaran-ajaran Islam wajib dijatuhkan atau dibunuh. Mereka tidak mentolerir penyimpangan, walau dalam bentuk kecil. Namun kelompok ini juga mempunyai pandangan progresif dan demokratis, yaitu pemimpin harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam.Ciri Utama kelompok khawarij adalah ekstrim, eksklusif, dan radikal. Bahkan mereka membandingkan ibadah mereka dengan Rasulullah SAW. Mereka merasa lebih baik karena intensitasnya beribadah kepada Allah lebih banyak. Sedangkan ibadah, seharusnya tidak hanya vertikal, tapi juga horisontal. Inilah yang tidak mereka pahami dengan baik dan seimbang.
Pengetian Radikalisme Agama
Yang dimaksud dengan radikalisme adalah gerakan yang berpandangan kolot dan sering menggunakan kekerasan dalam mengajarkan keyakinan mereka. Sementara Islam merupakan agama kedamaian yang mengajarkan sikap berdamai dan mencari perdamaian.
Islam tidak pernah membenarkan praktek penggunaan kekerasan dalam menyebarkan agama, paham keagamaan serta paham politik.
Istilah radikalisme untuk menyebut kelompok garis keras dipandang lebih tepat ketimbang fundamentalisme, karena fundamentalisme sendiri memiliki makna yang interpretable. Dalam tradisi pemikiran teologi keagamaan, fundamentalisme merupakan gerakan untuk mengembalikan seluruh perilaku dalam tatanan kehidupan umat Islam kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sebutan fundamentalis memang terkadang bermaksud untuk menunjuk kelompok pengembali (revivalis) Islam. Tetapi terkadang istilah fundamentalis juga ditujukan untuk menyebut gerakan radikalisme Islam.
Sebutan untuk memberikan label bagi gerakan radikalisme bagi kelompok Islam garis keras juga bermacam-macam seperti ekstrim kanan, fundamentalis, militan dan sebagainya.
M.A. Shaban menyebut aliran garis keras (radikalisme) dengan sebutan neo-khawarij. Sedangkan Harun Nasution menyebutnya dengan sebutan khawarij abad ke dua puluh
karena memang, jalan yang ditempuh oleh kaum radikalis untuk mencapai tujuan adalah dengan menggunakan kekerasan sebagaimana dilakukan khawarij pada masa pasca Tahkim.
Indikasi Radikalisme Agama
- Fanatik terhadap suatu pendapat, tanpa menghargai pendapat orang lain.
- Mewajibkan orang lain untuk melaksanakan sesuatu yang tidak diwajibkan oleh Allah.
- Sikap keras untuk yang tidak pada tempatnya, misalnya dengan memaksakan untuk mendirikan Negara Islam di Negara yang plural.
- Keras dan pedas dalam menyampaikan pendapatnya.
- Sikap takfir atau terlalu mudah mengkafirkan orang lain dan menghalalkan darah pihak lain tanpa alasan yang tepat.
Al-Quran dan Hadis telah melarang sikap berlebihan (ghuluw), melampaui batas (tanathu’) dan sikap keras (tasydid).
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآَمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا
Hadis riwayat Imam Muslim
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ قَالَهَا ثَلَاثًا
Imam Nawawi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan al-Mutanaththi’un adalah orang-orang yang melampaui batas dalam ucapan dan perbuatan mereka
Penyebab Radikalisme
- Pengetahuan agama yang lemah.
- Pemahaman Tekstual
- Pemberian porsi terlalu besar pada hal-hal parsial
- Belajar ilmu hanya dari buku dan al-Quran dari mushaf terjemah
![]() |
- Pengetahuan sejarah yang lemah
DAFTAR PUSTAKA
Harun Nasution, Islam Rasional, Bandung: Mizan, 1995.
Nurcholis Madjid, Islam Agama Peradaban, Mencari Makna Dan Relevansi Doktrin Islam Dalam Sejarah, Jakarta: Paramadina, 1995..
Muhammad Imarah, Fundamentalisme Dalam Perspektif Barat dan Islam, Terj. Abdul Hayyie al-Kattani, Jakarta: Gema Insani Press, 1999.
Ahmad Fahruddin dkk, al-Quran Digital 2.1, 2004
Imam Nawawi, Syarh Nawawi Ala al-Muslin, Maktabah Syamilah.
------------, al-Tafsîr al-Munîr li Ma’âlim al-Tanzîl, Surabaya: Al-Hidâyah.
Imam Bukhari, Sahih Bukhari, Maktabah Syamilah.
Imam Muslim, Sahih Muslim, Maktabah Syamilah.
Wahbah al-Zuhaili, al-Tafsîr al-Munîr fi al-Aqîdah wa al-Syarîah wa al-Manhaj, Beirut : Dâr al-Fikri, 2009.
Al-Razi, Mafatih al-Ghaib, Maktabah Syamilah.
Turmudzi, Sunan at-Turmudzi, Maktabah Syamilah.
Muhammad bin Abdurrahman, tuhfatu al-Ahwadzi bi syarhi jami’i al-Turmudzi, maktabah.
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Maktabah Syamilah, jus 7, hlm. 143.
Post a Comment