Kupatan, Tradisi Khas Islam Nusantara yang Penuh Makna
Table of Contents
Apakah Ketupat masih menghiasai Meja Makan sobat santri semua?
Kalo iya, maka kita sama! 😀Asal Usul Lebaran Ketupat
Ketupat berasal dari Bahasa Jawa, Kupat.
Sedangkan Lebaran Ketupat, yang biasa disebut Kupatan, dirayakan di hari ke-8 Bulan Syawal.
Kenapa hari ke-8? Apakah ngasal?
Sedangkan Lebaran Ketupat, yang biasa disebut Kupatan, dirayakan di hari ke-8 Bulan Syawal.
Kenapa hari ke-8? Apakah ngasal?
Sobat santri tau ga, kalo di bulan syawal kita disunnahkan puasa 6 hari? Tau dong?!
Untuk mengingatkan kembali, mari kita simak Hadis Muslim dan penjelasan Imam Nawawi atas Hadis tersebut
(قال صلى اللَّهُ عليه وسلم من صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا من شَوَّالٍ كان كَصِيَامِ الدَّهْرِ رَوَاهُ مُسْلِمٌ ) فيه دلالة صريحة لمذهب الشافعى وأحمد وداود وموافقيهم في استحباب صوم هذه الستة
Artinya:
"Rasulullah SAW bersabda, barang siapa berpuasa di Bulan Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan puasa 6 hari di Bulan Syawal, maka orang tersebut mendapat pahala Puasa setahun penuh" HR. Imam Muslim.
Hadis inilah yg menjadi dalil kuat oleh madzhab syafi’i, Ahmad Bin Hanbal dan Abu Daud tentang kesunahan menjalankan puasa 6 hari dibulan syawal"
Tanggal 1 Syawal kita merayakan Idul Fitri dan dilarang menunaikan puasa. Jika disambung dengan puasa syawal 6 hari, maka kita akan puasa lagi mulai tanggal 2, 3, 4, 5, dan 7 Syawal.
"Rasulullah SAW bersabda, barang siapa berpuasa di Bulan Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan puasa 6 hari di Bulan Syawal, maka orang tersebut mendapat pahala Puasa setahun penuh" HR. Imam Muslim.
Hadis inilah yg menjadi dalil kuat oleh madzhab syafi’i, Ahmad Bin Hanbal dan Abu Daud tentang kesunahan menjalankan puasa 6 hari dibulan syawal"
Benar!Sampai sini, apakah kaka memahami alasannya?Kenapa lebaran ketupat dirayakan ke hari ke-8?Udah tau dong...😀
Tanggal 1 Syawal kita merayakan Idul Fitri dan dilarang menunaikan puasa. Jika disambung dengan puasa syawal 6 hari, maka kita akan puasa lagi mulai tanggal 2, 3, 4, 5, dan 7 Syawal.
Lalu?
Setelah berhasil ngelakoni puasa 6 hari tersebut, Masyarakat Jawa merayakannya dengan makan bersama dan saling berbagi, sebagai wujud syukur atas dimudahkannya dalam melaksanakan kesunahan puasa Syawal.
Setelah berhasil ngelakoni puasa 6 hari tersebut, Masyarakat Jawa merayakannya dengan makan bersama dan saling berbagi, sebagai wujud syukur atas dimudahkannya dalam melaksanakan kesunahan puasa Syawal.
Tepat!
Tasyakuran tersebut dilaksanakan di Hari ke 8 Syawal dan kita mengenalnya dengan Lebaran Ketupat, Bodho Kupat, atau disebut juga dengan Kupatan.
Yuk Lanjut, Mengapa menggunakan Istilah Kupat - Kupatan?
Orang yang mampu melaksanakan Puasa Ramadhan dan dilanjutkan dengan Puasa 6 Hari Syawal berturut-turut mendapatkan pahala seperti pahala Puasa setahun Penuh serta dianggap sudah sempurna puasanya.Seutuhnya dan Sempurna itu dalam bahasa Arab disebut Kaffah - Kaffatan
Dialeg Jawa kemudian menyebut kaffatan dengan Kupatan.
Jadi Lebaran Ketupat adalah hari raya kesempurnaan; menyempurnakan wajibnya Puasa Ramadhan dengan sunahnya Puasa 6 hari Syawal.
Ada juga yang mengatakan bahwa Kupat itu dari lafal Khuffadz yang artinya Menjaga.
Maksudnya adalah agar setelah kita bermaaf-maafan di hari yang fitri, kita menjaga diri agar tidak melakukan kesalahan lagi.
Sebagian pendapat mengatakan bahwa Kupat merupakan akronim dari Ngaku Lepat (Mengakui Kesalahan). Hal ini dikarenakan memang Syawal merupakan momen yang tepat untuk saling mengakui kesalahan dan saling memaafkan.
Tentang pendapat - pendapat di atas, monggo sobat santri pilih sendiri mana yang lebih tepat untuk diikuti.
Namun, bisa kita simpulkan dari pendapat yang ada, semuanya mengarah kepada kebaikan, yaitu: untuk Berani Mengakui Kesalahan, Meminta Maaf atas segala kekhilafan dan Berusaha menjaga sikap dan ucapan untuk tidak melakukan kesalahan agar kita menjadi Umat Islam yang Seutuhnya (Islam yang Kaffah)
Istilah udah, sekarang kita bahas desain dari kupat ya bat sobat
Kupat atau ketupat, berbentuk segi empat, melambangkan salah satu Budaya Jawa; Sedulur Papat / Kiblat Papat Limo Pancer, (yang merepresentasikan 4 Nafsu Utama yang ada di tiap Manusia.Puasa sejatinya, adalah usaha untuk menekan (mengalahkan) ke 4 nafsu tersebut.
- Nafsu Aluamah = Nafsu untuk Makan dan Menggunjing
- Nafsu Sufiyah = Nafsu dalam mengumbar Pandangan Mata
- Nafsu Amarah = Nafsu pendorong Kemarahan
- Nafsu Muthmainnah = Nafsu yang mendorong untuk Berlebih-lebihan
Dengan menyajikan Ketupat sebagai hidangan dan memakannya, merupakan simbol bahwa kita telah mampu menelan dan menekan hawa nafsu.
Kemudian, Ketupat dibungkus dengan Janur (daun kelapa muda) yang kata sebagian Ulama, kata Janur itu berasal dari Ja`a Nur, yang berarti Datangnya Cayaha. Keren kan?!
Setelah usaha kita yang cukup baik untuk berpuasa menahan hawa nafsu, maka diharapkan Allah akan mendatangkan cahaya ilmu-Nya pada kita.
Bukankan sering kita dengar bahwa Ilmu itu Cahaya dan Cahaya Allah tidak diberikan pada orang yang bermaksiat (mengikuti hawa nafsunya)?
Ada juga yang mengatakan bahwa Janur berasal dari kata Jatining Nur, yang menunjukkan arti Hati Nurani (Qolbun Nuraniyyun). Qolbun itu Hati, Nuraniyyun itu yang bercahaya (Bersifat Cahaya).
Isi dari ketupat adalah beras berwarna putih, yang identik dengan simbol kesucian.
Hal ini melambangkan anugrah Hati yang suci, bersih dari segala penyakit hati, sebagai hikmah dari Puasa yang kita jalani.
Jadi Apakah Kupat Kupatan adalah Bid'ah??
Benar!
karena bid'ah adalah sesuatu yang baru yang tidak ada pada zaman Rasulullah.
Pertanyaan Selanjutnya, Apakah sesuatu yang baru semuanya dilarang??
Tentu TIDAK!
Kalo semua yang tidak ada di zaman Rasulullah itu dilarang, maka ketika sobat membaca Artikel ini, sobat semua, sedang melakukan kesalahan!
Mengapa?
Ya karena HP, Laptop, internet untuk sarana mengakses artikel ini, tidak ada pada zaman Rasulullah, iya kan?
Ya karena HP, Laptop, internet untuk sarana mengakses artikel ini, tidak ada pada zaman Rasulullah, iya kan?
Jadi gini ya bat, tidak semua hal baru yang tidak ada di zaman Rasul itu sesuatu dilarang. Asal sesuai dengan nilai - nilai ajaran Nabi, maka sesuatu yang baru (bid'ah) itu adalah sebuah kebaikan.
Lalu, apakah Kupatan Selaras dengan Ajaran Nabi?Jawabannya tentu IYA dong!Karena kupatan mengajarkan pada kita untuk mengakui kesalahan, saling memaafkan dan mendorong kita untuk selalu menjaga hati agar putih dan suci.
Tentang Kiblat Papat dan Sedulur Papat, nanti kita diskusikan di Artikel lain ya bat.
sekarang, mari kita nikmati Ketupat yang tersaji.
Jangan lupa, Opornya dibagi-bagi.
Saya juga boleh lah kalo mau dikirimi. 😁😁😁😁
Saya juga boleh lah kalo mau dikirimi. 😁😁😁😁
Ono Kupat Kecemplung Santen,Menawi Lepat, nyuwun Ngapunten
(Irvan M. Hussein)
jatim.nu.or.id
nu.or.id
piss-ktb.com
alif.id
@RosoSejatiPati
Post a Comment