Mengapa Nabi Muhammad Meminta Pemindahan Arah Kiblat ?
Table of Contents
Permohonan Nabi ini tertuang dalam ayat ke 144 Surat al-Baqarah,
قَدۡ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجۡهِكَ فِي ٱلسَّمَآءِۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبۡلَةٗ تَرۡضَىٰهَاۚ فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۚ وَحَيۡثُ مَا كُنتُمۡ فَوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ شَطۡرَهُۥۗ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ لَيَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّهِمۡۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعۡمَلُونَ
Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan
Diceritakan bahwa tiap Malam, Nabi Sholat dan Berdoa, lalu di tiap paginya, Nabi Muhammad SAW keluar rumah, berdiri dan menengadahkan wajahnya menghadap langit, menunggu wahyu perpindahan kiblat turun.
Pengalihan Kiblat dari Kabah ke Baitul Maqdis adalah Perintah Allah dan tentu saja banyak Hikmah di dalamnya. Silakan baca artikel sebelumnya, Hikmah Perpindahan Kiblat
Nanun bagaimanapun, jelas, bahwa Perpindahan kiblat dari Masjid al-Aqsha menuju Masjid al-Haram kembali, merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh Nabi.
Mengapa Nabi lebih Sreg berkiblat ke Ka'bah?
Imam Fakhruddin al-Razi dalam Kitab Tafsirnya, Mafatih al-Ghaib, menyebutkan empat alasan Nabi lebih menyukai Ka'bah sebagai Kiblat, yaitu:
- Rasul mendengar omongan Kaum Yahudi yang mempertanyakan Agama Islam, yang katanya berbeda dengan Yahudi, tetapi mempunyai Kiblat yang sama (Baitul Maqdis)
- Nabi lebih menyukai Ka'bah karen itu adalah Kiblatnya Nabi Ibrahim
- Secara Strategi Dakwah, kiblat ke Ka'bah di Masjidil Haram akan lebih menarik bagi Bangsa Arab untuk masuk Islam.
- Makkah adalah Tanah kelahiran Nabi
Sumber lain menambahkan, bahwa Ka’bah merupakan rumah peribadatan pertama bagi umat manusia. Ka’bah yang dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim; tentu jauh lebih tua dibandingkan Baitul Maqdis yang dibangun Nabi Sulaiman. Selain itu, beberapa ahli ilmu mengatakan bahwa Ka’bah dijadikan sebagai kiblat karena posisi Makkah yang merupakan pusat bumi.
Simak Kajian Tafsir Jalalain, terkait Surat Al-Baqarah ayat ke 144, dalam video di bawah ini: